Jumat, 01 Oktober 2010

Minang Ueber Alles ...

Judul tulisan di atas sama sekali ga ada maksud untuk melebih2kan satu suku, sama sekali engga. Ini cuma ekspresi seneng saya karena bisa datang di acara kumpul2nya keluarga Minang di Berlin. Saya tau acara ini dari pak Zaenal waktu ketemu sholat Jumat pertama kali di mesjid Berlin. Pas dia tau saya Padang, langsung aja spontan bahasa Padangnya keluar. Hebat, padahal pak Zaenal ini sejak SMP udah ikut ortunya tinggal di Jerman, tapi bahasa Padangnya ga hilang sama sekali. Tinggal saya yang senyum malu, karena ga bisa ngimbangin bahasa Padangnya.

Dari pak Zaenal ini saya dikasih tau kalo setiap 2-3 bulan sekali keluarga Minang di berlin suka kumpul2 untuk silahturahmi. Dan beliau ngajak saya untuk datang, wah dengan senang hati saya menyatakan kesediaan saya. Acara silahturahmi ini sedianya digelar akhir Mei kemarin, tapi berhubung saya harus ikut program wajib IJP, pak Zaenal mundurin acara itu ke tanggal 14 Juni setelah saya pulang. Tarimo kasiah, om Zaenal

Acara kumpul2 ini rencananya mau dilakukan di Tiergarten, sebuah taman luas di tengah kota Berlin. Taman yang sangat indah oleh kombinasi alam dan penataan taman yang terjaga dengan baik. Namun sayang, karena cuaca belakangan ini di Berlin suka mendung dan kadang hujan, akhirnya acara kumpul2 ini diadakan di rumah pak Zaenal.

Tapi itu ga mengurangi nilai silahturahmi acara ini. Acara dimulai dengan bakar daging sate. Sementara para perempuan menyiapkan makanan lain. Dari sini udah kecium aroma makanan khas yang selama satu bulan ini saya rindukan. Ga sabar untuk segera makan ...

Selain sate Padang dan lontongnya, di meja makan juga terhidang nasi dan ayam balado, es cendol, kue-kue dan buah2an. Makan besar ini ... nendang sekali hehehe ... setelah perut kenyang, acara dilanjutkan dengan acara perkenalan. Meski ini bukan acara kumpul2 yang pertama, tapi acara perkenalan selalu ada karena banyak orang Minang baru datang, atau yang sekedar berkunjung untuk waktu singkat seperti saya.

Sebenarnya yang datang ke acara ini bukan hanya orang Minang, tapi orang dari suku lain yang nikah dengan orang Minang, termasuk orang Jerman asli yang nikah dengan orang Minang. Juga ada orang Malaysia yang neneknya orang Minang. Pokoknya meski cuma satu persen hubungannya, tetep kita anggap orang Minang.

Dari acara perkenalan ini saya tau ternyata banyak sekali orang Indonesia di Jerman yang bekerja sebagai peneliti di perusahaan2 Jerman. Gila, ga nyangka. Dibalik penampilan mereka yang sederhana dan sangat membumi ternyata tersimpan otak2 yang sangat cerdas. Kagum saya. Mereka punya pekerjaan yang sangat terhormat di mata orang asing tapi itu tidak membuat mereka sombong. Ngobrol dengan mereka benar2 seperti ngobrol dengan saudara sendiri, ga ada indikasi menyombongkan diri. Ada yang ahli metalorgi, ahli migas, ahli perikanan...

Senang bisa makan siang bareng mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar